Kisah Seekor Anak Katak..

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu?" tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. "Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!"
**

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, insya Allah, akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.

Alam semesta menyimpan banyak rahasia dan sudah menjadi tugas manusialah untuk menyingkapnya. Sebut saja Teleskop Ruang Angkasa Hubble yang telah membantu mengintip menembus jutaan tahun cahaya. Dan alangkah beruntungnya kita mendapat kesempatan mengetahui betapa luasnya alam ini.

Kalung Mutiara akibat Ledakan Bintang




Gambar di atas adalah Supernova yang diberi nama 1987A dan sudah diketahui sejak dua dekade lalu. Namun, bentuknya yang unik tersebut baru terungkap setelah dipotret Hubble pada Desember 2006 lalu.

Di bagian dalam lingkaran berwarna merah muda mungkin materi yang tertinggal saat ledakan dahsyat terjadi. Sementara bagian yang menyala terang di sekelilingnya merupakan lapisan terluar materi yang dipancarkan bintang saat memasuki masa-masa sekarat.


Kumpulan Bintang Berbentuk Tanda Tanya


Dengan bentuknya yang unik, berkilauan, serta terdiri dari berbagai warna, kumpulan bintang ini bergerak spiral ke bagian bawahnya yang tampak bagaikan sebuah titik. Gambar yang menawan ini diambil lebih dari 100.000 tahun cahaya oleh teleskop ruang angkasa HubblePancuran kosmik bintang, gas, serta debu tersebut disebut oleh Badan Antariksa AS (NASA) sistem Arp 194. Cahaya oranye pada bagian atas diyakini sebagai hamparan galaksi yang berada pada proses menyatu dalam satu himpunan kelompok bintang.


Mata di Luar Angkasa



Para ilmuwan menyebut gambar bintang yang berhasil ditangkap oleh sebuah teleskop raksasa di pegunungan Chili ini Mata Tuhan. Kelompok bintang yang disebut sebagai Mata Tuhan atau dikenal juga dengan sebutan Helix Nebula ini memandang bumi jauh dari ruang angkasa atau mencapai sekitar 700 tahun cahaya. Kumpulan warna tersebut terbentuk oleh lapisan gas dan debu yang diterbangkan serta dipancarkan oleh bintang yang akan berakhir masa hidupnya dalam kurun ribuan tahun mendatang. Matahari juga diperkirakan akan bernasib serupa dengan bintang ini kendati tidak dalam waktu 5 miliar tahun.


Horse Head Nebula



Nebula Kepala Kuda (dikenal juga sebagai Barnard 33) adalah Nebula yang gelap (dark) yang sekumpulan dengan bintang Orion. Jauhnya dari Bumi kira-kira 1.500 tahun cahaya. Nebula ini adalah Nebula yang paling mudah didentifikasi karena bentuk awan debu dan gasnya mirip kepala kuda. Nebula ini ditemukan oleh William Fleming pada tahun 1888.


Nebula Rose



Gambar diatas merupakan gambar Nebula Rose. Nebula Rose sempat membuat gempar karena jadikan rujukan sebagai tafsir dari salah satu ayat dari surat Ar-Rahman:

Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. [Al Qur'an (55): 37]

Nebula Bunga Mawar adalah nebula yang sangat besar, letaknya di sekitar bintang Monoceros di area Galaxi “Milky Way”. Jaraknya sekitar 5.200 tahun cahaya dari Bumi. Mengenai Nebula ini sebenarnya mempunyai banyak variasi yang kesemuanya membuat kita berdecak kagum akan luasnya alam semesta ini. klik


Tangan yang Menyentuh Api



Gambar yang disebut Tangan Tuhan itu tidak lain adalah kumpulan awan biru yang membentuk rupa tangan yang hendak merengkuh kobaran api batu bara.

Gambar yang mengundang decak kagum ini berhasil diambil observatori sinar-X Chandra milik Badan Antariksa AS, NASA, yang mengorbit 579 kilometer di atas permukaan bumi. Gambar berupa tangan itu terbentuk akibat ledakan sebuah bintang dengan semburan cahaya terang benderang disertai pembentukan sebuah bintang baru selebar 9 kilometer yang berputar dengan kencang.

Maha Suci Dzat yang telah menciptakan langit dan Bumi dari ketiadaan.

Tanah amblas dalam bahasa geologinya sering disebut sinkhole. Sinkhole atau luweng ini sering terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock) berupa batugamping. Menakutkan yak..gimana kalo pas berdiri diatas permukaan tanah tiba2 BLUNG!!! tanahnya ambes masuk di telan bumi. Biasanya tanah amblas tidak terjadi seketika...ada tanda2 kalo tanah akan amblas..eit, tunggu dulu fenomena sinkhole dapat juga terjadi dalam waktu sekejab (ini yang ditakutin) bakal lenyap ditelen bumi.

Gimana cara mengenalinya...

1. Pertama ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock-nya” adalah batugamping.

2. Gejala-gejala sebelum terjadinya amblesan ini sering didahului oleh gejala-gejala perubahan sitem hydrologi. Adanya danau baru segera setelah hujan (air limpasan) terutama pada daerah cekungan.

3. Dijumpai retakan-retakan tanah. Misalnya pohon-pohon yang miring menuju kearah titik yang sama (pusat amblesan), pintu susah ditutup karena mleyot-mleyot.

Berhubung saia bukan anak jur. geologi saia kurang tau gimana proses terjadinya secara mendeail...so penjelaskannya secara kasar aja..

Kira2 gambarnya prosesnya seperti ini (dari kenalan, mas Roviky). Klik gambar untuk memperjelas.



1. Pada awalnya ada sebuah retakan yang membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yg tersusun oleh batu gamping

2. Karena adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah.

3-4-5-6 Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan “jembatan” dibagian atas tidak kuat menahan dan



7. BLUNG !!! Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang.

lubang-lubang raksasa akibat sinking hole dapat dilihat di sini
*artikel ini juga pernah saya postkan di kaskus. :)

kisah pohon apel

Sekedar berbagi cerita Pohon Apel, crita ini saya dapat dari seorang teman dan kebetulan dia tidak mencatumkan sumbernya.

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.

“Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.
“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi.” jawab anak lelaki itu.
“Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.

“Ayo bermain-main denganku lagi.” kata pohon apel.“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu.
“Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”
“Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu.” kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.

“Ayo bermain-main lagi denganku.” kata pohon apel.
“Aku sedih,” kata anak lelaki itu.“Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”
“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

“Maaf anakku,” kata pohon apel itu.
“Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.”
“Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu.” Jawab anak lelaki itu.
“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.” Kata pohon apel.
“Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu.” jawab anak lelaki itu.
“Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini.” Kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang.” kata anak lelaki.
“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.”
“Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita.

Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apapun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah terkadang cara kita memperlakukan orang tua kita

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.
Lalu Imam Al Ghozali bertanya :
Pertama, “Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”.
Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “Mati”. Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran ;185)

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. “Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”.
Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah masa lalu. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. “Apa yang paling besar di dunia ini?”.
Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “Nafsu” (Al A’Raf : 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, “Apa yang paling berat di dunia ini?”.
Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban kalian benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah “memegang AMANAH” (Al Ahzab : 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, “Apa yang paling ringan di dunia ini?”.
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Solat. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan solat.

Lantas pertanyaan ke enam adalah, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?”.
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang… Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah “lidah manusia”. Karena melalui lidah, Manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

7 Keajaiban Dunia..

Sekelompok siswa kelas geografi sedang
mempelajari ‘Tujuh Keajaiban Dunia’.

Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka
pikir merupakan ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ saat ini. Walaupun ada beberapa ketidak
sesuaian, sebagian besar daftar berisi sbb :

1] Piramida

2] Taj Mahal

3] Tembok Besar Cina

4] Menara Pisa

5] Kuil Angkor

6] Menara Eiffel

7] Kuil Parthenon

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, se
orang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang
guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam itu menjawab, ‘Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat
banyaknya ‘keajaiban itu’. Sang guru berkata,’Baik, katakan pada kami apa yang
kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya’.

Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, ‘Saya pikir, ‘Tujuh Keajaiban Dunia’
itu adalah :

1] Bisa melihat,

2] Bisa mendengar,

3] Bisa menyentuh,

4] Bisa menyayangi,

5] Bisa merasakan,

6] Bisa tertawa, dan

7] Bisa mencintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat
pada eksploitasi manusia dan menyebutnya ‘keajaiban’. Sementara kita lihat lagi
semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai ‘biasa’.

Menarik menyimak argumentasi para peminat astronomi tentang makna sab'a samaawaat (tujuh langit). Namun ada kesan pemaksaan fenomena astronomis untuk dicocokkan dengan eksistensi lapisan-lapisan langit.

Di kalangan mufasirin lama pernah juga berkembang penafsiran lapisan-lapisan langit itu berdasarkan konsep geosentris. Bulan pada langit pertama, kemudian disusul Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus pada langit ke dua sampai ke tujuh.

Konsep geosentris tersebut yang dipadukan dengan astrologi (suatu hal yang tidak terpisahkan dengan astronomi pada masa itu) sejak sebelum zaman Islam telah dikenal dan melahirkan konsep tujuh hari dalam sepekan. Benda-benda langit itu dianggap mempengaruhi kehidupan manusia dari jam ke jam secara bergantian dari yang terjauh ke yang terdekat.

Bukanlah suatu kebetulan 1 Januari tahun 1 ditetapkan sebagai hari Sabtu (Saturday -- hari Saturnus -- atau Doyobi dalam bahasa Jepang yang secara jelas menyebut nama hari dengan nama benda langitnya). Pada jam 00.00 itu Saturnus yang dianggap berpengaruh pada kehidupan manusia. Bila diurut selama 24 jam, pada jam 00.00 berikutnya jatuh pada matahari. Jadilah hari berikutnya sebagai hari matahari (Sunday, Nichyobi). Dan seterusnya.

Hari-hari yang lain dipengaruhi oleh benda-benda langit yang lain. Secara berurutan hari-hari itu menjadi hari Bulan (Monday, getsuyobi, Senin), hari Mars (Kayobi, Selasa), hari Merkurius (Suiyobi, Rabu), hari Jupiter (Mokuyobi, Kamis), dan hari Venus (Kinyobi, Jum'at). Itulah asal mula satu pekan menjadi tujuh hari.

Pemahaman tentang tujuh langit sebagai tujuh lapis langit dalam konsep keislaman mungkin bukan sekadar pengaruh konsep geosentris lama, tetapi juga diambil dari kisah mi'raj Rasulullah SAW. Mi'raj adalah perjalanan dari masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha yang secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak ada manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.

Secara sekilas kisah mi'raj di dalam hadits shahih sebagai berikut: Mula-mula Rasulullah SAW memasuki langit dunia. Di sana dijumpainya Nabi Adam yang dikanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma'mur, tempat 70.000 malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.

Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam ('pena'). Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat di Iraq dan sungai Nil di Mesir.

Jibril juga mengajak Rasulullah SAW melihat surga yang indah. Inilah yang dijelaskan pula dalam Al-Qur'an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha itu pula Nabi melihat wujud Jibril yang sebenarnya. Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah shalat wajib.

Lapisan Langit?
Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran. Dan lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal dalam astronomi.

Ada yang berpendapat lapisan itu ada dengan berdalil pada QS 67:3 dan 71:15 sab'a samaawaatin thibaqaa. Tafsir Depag menyebutkan "tujuh langit berlapis-lapis" atau "tujuh langit bertingkat-tingkat". Walaupun demikian, itu tidak bermakna tujuh lapis langit. Makna thibaqaa, bukan berarti berlapis-lapis seperti kulit bawang, tetapi (berdasarkan tafsir/terjemah Yusuf Ali, A. Hassan, Hasbi Ash-Shidiq, dan lain-lain) bermakna bertingkat-tingkat, bertumpuk, satu di atas yang lain.

"Bertingkat-tingkat" berarti jaraknya berbeda-beda. Walaupun kita melihat benda-benda langit seperti menempel pada bola langit, sesungguhnya jaraknya tidak sama. Rasi-rasi bintang yang dilukiskan mirip kalajengking, mirip layang-layang, dan sebagainya sebenarnya jaraknya berjauhan, tidak sebidang seperti titik-titik pada gambar di kertas.

Lalu apa makna tujuh langit bila bukan berarti tujuh lapis langit? Di dalam Al-Qur'an ungkapan 'tujuh' atau 'tujuh puluh' sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung banyaknya. Dalam matematika kita mengenal istilah "tak berhingga" dalam suatu pendekatan limit, yang berarti bilangan yang sedemikian besarnya yang lebih besar dari yang kita bayangkan. Kira-kira seperti itu pula, makna ungkapan "tujuh" dalam beberapa ayat Al-Qur'an.

Misalnya, di dalam Q.S. Luqman:27 diungkapkan, "Jika seandainya semua pohon di bumi dijadikan sebagai pena dan lautan menjadi tintanya dan ditambahkan tujuh lautan lagi, maka tak akan habis Kalimat Allah." Tujuh lautan bukan berarti jumlah eksak, karena dengan delapan lautan lagi atau lebih kalimat Allah tak akan ada habisnya.

Sama halnya dalam Q. S. 9:80: "...Walaupun kamu mohonkan ampun bagi mereka (kaum munafik) tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampun...." Jelas, ungkapan "tujuh puluh" bukan berarti bilangan eksak. Allah tidak mungkin mengampuni mereka bila kita mohonkan ampunan lebih dari tujuh puluh kali.

Jadi, 'tujuh langit' semestinya difahami pula sebagai benda-benda langit yang tak terhitung banyaknya, bukan sebagai lapisan-lapisan langit.

Lalu apa makna langit pertama, ke dua, sampai ke tujuh dalam kisah mi'raj Rasulullah SAW? Muhammad Al Banna dari Mesir menyatakan bahwa beberapa ahli tafsir berpendapat Sidratul Muntaha itu adalah Bintang Syi'ra, yang berarti menafsirkan tujuh langit dalam makna fisik. Tetapi sebagian lainnya, seperti Muhammad Rasyid Ridha juga dari Mesir, berpendapat bahwa tujuh langit dalam kisah isra' mi'raj adalah langit ghaib.

Dalam kisah mi'raj itu peristiwa fisik bercampur dengan peristiwa ghaib. Misalnya pertemuan dengan ruh para Nabi, melihat dua sungai di surga dan dua sungai di bumi, serta melihat Baitur Makmur, tempat ibadah para malaikat. Jadi, saya sependapat dengan Muhammad Rasyid Ridha dan lainnya bahwa pengertian langit dalam kisah mi'raj itu memang bukan langit fisik yang berisi bintang- bintang, tetapi langit ghaib.

(media.isnet.org )

MUHASABAH DIRI

Mulutmu adalah harimaumu.Sebuah kata yang mungkin sering terucap dari mulut kita, namun jarang sekali kita hiraukan. Perkataan yang salah bisa menerkam, menerjang, bahkan membunuh kita.Tidak hanya perkataan yang salah, perkataan yang baik, atau mungkin lebih bisa dikatakan perkataan yang wajar, pun dapat menyerang balik kita.Hal inilah yang terjadi di Public Hearing PEMIRA HIMA PPLN 2009.Sebuah acara yang diperuntukkan bagi para mahasiswa STAN spesialisasi PPLN untuk menyaksikan para calon ketua dan para calon wakil ketua dalam mengkampanyekan diri mereka.Sebuah ajang yang harusnya jadi ajang debat antar calon ketua dan wakil ketua.Tempat bagi para mahasiswa untuk melihat dan memilih siapakah yang pantas untuk menjadi Ketua HIMA PPLN untuk periode berikutnya, untuk menentukan kegiatan mahasiswa PPLN satu tahun ke depan, untuk menyuarakan aspirasi kita.Wadah bagi kita, untuk persiapan memilih.Memilih pemimpin yang tepat untuk menentukan nasib kita sendiri.

Hal yang biasa apabila debat itu terjadi, adalah biasa ketika ada sedikit benturan yang tercipta, dan bukanlah hal yang aneh apabila masing-masing merasa apa yang dikatakannya adalah yang terbaik.Bahkan para imam terdahulu seringkali berdebat hingga sengitnya, namun ketika diluar forum tersebut, subhanallah, ukhuwah mereka luar biasa. Dalam sidang BLM pun seringkali terjadi benturan, seringkali ada pukulan keras di meja, teriakan lantang dan perkataan tajam pun seringkali dilontarkan.Namun diluar forum, mereka masih bisa bercanda, meskipun ukhuwahnya mungkin tidak sebaik para imam tersebut.Mungkin para imam tersebut dapat kita contoh perilakunya.Ukhuwah yang baik merupakan salah satu pintu rizki dan barokah, serta pintu surga hanya diperuntukkan bagi mereka yang menjaga ukhuwahnya.

Para calon ketua dan wakil ketua selayaknya mampu menanggapi apa yang panelis tanyakan dengan bijaksana, mampu menerima pendapat dari masyarakat awam dengan terbuka, dan mampu menjaga nama baik kompetitornya.Persaingan sehat bukan dengan cara menjatuhkan, bukan dengan cara menjelek-jelekkan lawan.Tunjukkan siapa dan seperti apa diri anda tanpa membandingkan dan menjelek-jelekkan yang lain.Seorang dengan jiwa yang baik akan terpancar dari dalam dirinya, bahkan tanpa harus berkata-kata.

Ingatlah ketika ada seorang santri yang diperintahkan oleh ustadznya untuk membawa sesuatu yang lebih buruk dari dirinya.Nyaris ia membawa orang yang sedang mabuk,namun ia batalkan.Apakah orang yang sekarang mabuk itu lebih hina dari dirinya?bagaimana jika sebelum meninggal ia bertobat?Hampir santri itu menggiring anjing untuk dibawa ke ustadznya, namun niat itu ia urungkan.Anjing memang lebih buruk dari santri tersebut, tapi hewan tidak dimintai pertanggungjawabannya bukan?Akhirnya ia membawa dirinya sendiri, karena menurutnya tidak ada yang lebih buruk dari dia.Subhanallah.

Masihkah kita merasa diri kita yang paling benar?
Akan kah kita terpecah belah, menggadaikan ukhuwah, dan menjauh dari barokah Allah hanya karena hal kecil?

Mulut ini seringkali salah berucap, akal ini hanya setipis rambut, maafkan atas segala perkataan saya.Jangan sampai kita menjadi makhluk yang merugi dengan saling menjelek-jelekkan sesama.Jangan sampai amal kita tidak diterima hanya karena permusuhan yang tercipta.jangan nodai diri kita dengan amarah.Mari bersama kita meraih maghfirohnya, mari bersama membangun rumah impian kita.

Kebenaran sesungguhnya datangnya dari Allah, kesalahan sepenuhnya datang dari diri saya sendiri.Semoga kita bisa renungi bersama.Tidak ada yang patut dipersalahkan, dan mungkin jika ada, harusnya diri kita sendirilah yang harus dipersalahkan.

Demi masa.Sungguh manusia berada dalam kerugian.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca.
Satria Aji Setiawan,

Makna logo SIMPUL



1. Bentuk bingkai lingkaran
Melambangkan siklus, perjuangan yang terus menerus/ istiqomah. Ini menggambarkan ikhtiyar dari SIMPUL yang tiada ujung/ tak pernah berhenti untuk amar ma’ruf.

2. Bentuk bintang segi delapan
Bintang yang bersinar ke seluruh penjuru mata angin melambangkan bahwa sasaran dakwah SIMPUL ditujukan pada siapa saja di mana saja dan kapan saja.

3. Bentuk kubah yang ditopang oleh buku dengan huruf alif diantara keduanya
Melambangkan keseimbangan antara kehidupan keagamaan dengan kehidupan akademis kemahasiswaan. Huruf alif menunjukkan bahwa keadilan menjadi hal yang sangat penting. Keadilan dan keseimbangan selalu berjalan beriringan serasi dan selaras.

4. Dua bintang segi delapan
Melambangkan dua kalimat syahadat

5. Makna warna :
• Warna hijau
Melambangkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Ini menunjukkan bahwa dakwah SIMPUL dilakukan dengan cara yang membumi, sederhana dan membawa kedamaian bagi umat.
• Warna kuning
Melambangkan sinar yang memberi penerangan bagi umat. Juga menggambarkan ikhtiyar SIMPUL untuk terus berkarya serta harapan agar terus dapat membawa keharmonisan bagi umat.
• Warna hitam
Melambangkan kesolidan dan universalitas. SIMPUL adalah IMM yang mempunyai kader-kader yang solid dan dapat membawa diri dengan baik dimanapun berada.

Selamat Datang Dunia

Sekilas Tentang Simpul

SIMPUL adalah singkatan dari Silaturahim Muslim Piutang Lelang.Sebuah organisasi keagamaan yang menaungi seluruh mahasiswa muslim PPLN. SIMPUL mempunyai visi yaitu menjadikan SIMPUL sebagai sahabat bagi semua dalam ukhuwah Islamiyah.Untuk mewujudkan visinya tersebut, SIMPUL memiliki beberapa misi, yaitu:

1. mempererat simpul ukhuwah Islamiyah
2. menjadi media dakwah di STAN khususnya di spesialisasi PPLN
3. melahirkan generasi cendekia muslim
4. membangun akhlakul karimah dalam insan Islami yang kaffah
5. sebagai usaha bersama pelayanan umat demi keadilan dan kesejahteraan

SIMPUL resmi dilaunching pada tanggal 2 Agustus 2008.Nama SIMPUL dipilih ketika para founding father mengikuti dauroh SIPUT MBM-IMM spesilaisasi yang diadakan MBM di Puspiptek,Serpong. Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut, akhirnya SiMPuL dilaunching pada tanggal 2 Agustus 2008 dan secara resmi berdiri SiMPuL yang notabene merupakan pengembangan dari SKI PPLN.

Alasan untuk didirikan SIMPUL adalah karena jumlah mahasiswa PPLN yang bertambah banyak dan sudah dirasa perlu untuk membentuk Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) sendiri bagi PPLN.

Pada awal terbentuknya, SIMPUL dipimpin oleh Ahmad Mujtaba dan terdiri dari beberapa divisi, yaitu:

1. Divisi dakwah
2. Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia
3. Divisi Pelayanan Umat
4. Divisi Akhwat

Waktu pun terus berjalan, roda kehidupan terus berputar, tahta pun mulai digulingkan.Rapat Akbar SIMPUL telah menetapkan pemimpin yang baru pada 26 April 2009 yang lalu.Tongkat estafet kepemimpinan yang dulunya dibawa oleh Ahmad Mujtaba kini telah diserahkan pada Satria Aji Setiawan.

Beda pemimpin, tentu beda cara memimpinnya.Dalam kepengurusan SIMPUL saat ini, perombakan terhadap struktur organisasi pun dilakukan.Divisi diubah menjadi bidang, beberapa bidang baru dibentuk,beberapa bidang ditiadakan, atau mungkin hanya sekadar diganti nama.

Bidang-bidang di SIMPUL terdiri dari:
1. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)
2. Bidang Dakwah
3. Bidang Pendidikan
4. Bidang Informasi dan Media (Infomed)
5. Bidang Eksplorasi Dana
6. Bidang SIMPUL Keputrian (PUTRI)

Diharapkan kedepannya nanti SIMPUL bisa menjadi organisasi yang solid, handal, professional, serta berpegang teguh pada al qur’an dan hadits dan dapat menyebarkan Kallamullah pada semua.

Salju..dari mana engkau??

Saat ini di Eropa dan wilayah Utara Bumi memasuki musim dingin. Salah satu fenomena menarik saat musim dingin adalah salju. Menjadi unik karena kristal-kristal es yang lembut dan putih seperti kapas ini hanya hadir secara alami di negeri empat musim atau di tempat-tempat yang sangat tinggi seperti puncak gunung Jayawijaya di Irian. Kenapa salju secara alami tidak bisa hadir di wilayah tropis seperti negeri kita?

Rata Penuh

Proses terjadinya salju

Untuk menjawab itu, bisa kita mulai dari proses terjadinya salju. Berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfir Bumi, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair atau padat), kemudian menggumpal membentuk awan. asd

Pada saat awal-awal pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil daripada massa udara sehingga awan tersebut mengapung di udara – persis seperti kayu balok yang mengapung di atas permukaan air. Namun setelah kumpulan uap terus bertambah dan bergabung ke dalam awan tersebut, massanya juga bertambah, sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi menahannya. Awan tersebut pecah dan partikel airpun jatuh ke Bumi.

Partikel air yang jatuh itu adalah air murni (belum terkotori oleh partikel lain). Air murni tidak langsung membeku pada temperatur 0 derajat Celcius, karena pada 0 derajat Celcius adalah perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan temperatur lebih rendah daripada 0 derajat Celcius – ini juga terjadi saat kita menjerang air, air menguap kalau temperaturnya di atas 100 derajat Celcius karena pada 100 derajat Celcius adalah perubahan fase dari cair ke uap. Untuk mempercepat perubahan fase sebuah zat, biasanya ditambahkan zat-zat khusus, misalnya garam dipakai untuk mempercepat fase pencairan es ke air.

Biasanya temperatur udara tepat di bawah awan adalah di bawah 0 derajat Celcius (temperatur udara tergantung pada ketinggiannya di atas permukaan air laut). Tapi temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air munri tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es.

Partikel-partikel pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain berfungsi sebagai pemercepat fase pembekuan juga perekat antar uap air. Sehingga partikel air (yang tidak murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya membentuk kristal lebih besar. Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, maka kristal-kristal es jatuh ke tanah. Dan inilah salju! Jika tidak, maka kristal es tersebut meleleh dan sampai ke tanah dalam bentuk hujan air. Pada banyak kasus di dunia ini, proses turunnya hujan selalu dimulai dengan salju beberapa saat dia jatuh dari awan tapi kemudian mencair saat melintasi udara yang panas. Kadangkala, jika temperatur sangat rendah, kristal-kristal es itu bisa membentuk bola-bola es kecil dan terjadilah hujan es – kota Bandung termasuk yang relatif sering mengalami hujan es.

Jadi ini sebabnya kenapa salju sangat susah turun secara alami di daerah tropik yang memiliki temperatur udara relatif tinggi di banding wilayah yang sedang mengalami musim dingin.
Yang unik dari salju

Kristal salju memiliki struktur unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama di dunia ini (lihat Gambar SnowflakesWilsonBentley.jpg) – ini seperti sidik jari kita. Bayangkan, salju sudah turun semenjak Bumi tercipta hingga sekarang, dan tidak satupun salju yang memiliki bentuk struktur kristal yang sama!

Keunikan salju yang lainnya adalah warnanya yang putih. Kalau turun salju lebat, maka hamparan Bumi menjadi putih, bersih, dan seakan-akan bercahaya. Ini disebabkan karena struktur kristal salju memungkinkan salju untuk memantulkan semua warna ke semua arah dalam jumlah yang sama, maka muncullah warna putih. Fenomena yang sama juga bisa kita dapati saat melihat pasir putih, bongkahan garam, bongkahan gula, kabut, awan, dan cat putih.

Selain itu, turunnya salju memberikan kehangatan. Ini bisa dipahami dari konsep temperatur efektif. Temperatur efektif adalah temperatur yang dirasakan oleh kulit kita, dipengaruhi oleh tiga besaran fisis: temperatur terukur (oleh termometer), kecepatan pergerakan udara, dan kelembaban udara. Temperatur efektif biasanya dipakai untuk menentukan “zona nyaman”. Di pantai temperatur terukur bisa tinggi, namun karena angin kencang kita masih merasa nyaman. Pada saat salju turun lebat, kelembaban udara naik dan ini mempengaruhi temperatur efektif sehingga pada satu kondisi kita merasa hangat.

Jadi Anda bisa mengirim ungkapan romantis kepada teman anda, “cintaku sehangat salju”. Kalau dia tidak paham, kesempatan untuk Anda menjelaskan fenomena ini. Fisikapun bisa menjadi senjata handal bagi mereka yang sedang pedekate.


Copyright 2006 | Andreas02v2 by GeckoandFly and TemplatesForYou | Design by Andreas Viklund
No part of the content or the blog may be reproduced without prior written permission.TFY Burajiru